Sunday 27 March 2011

KEARIFAN BUDAYA DAERAH MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terletak diantara 2 benua dan 2 samudera, dan Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari 17.508 pulau. Dengan memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad. Kekayaan kultur yang ada di Negara ini seakan ingin menegaskan kepada dunia bahwa keberagaman bukanlah suatu penghalang untuk sebuah kesatuan.
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keaneka- ragaman dan tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan. Proses pembangunan yang sedang berlangsung menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusiapun terkena pengaruhnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan sebuah peranan budaya lokal untuk mendukung ketahanan budaya nasional itu sendiri
Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

1.2 Tujuan

Tujuan utama makalah ini adalah membantu memberikan informasi serta pengetahuan akan pentingnya peranan budaya lokal sebagai salah satu alat memperkokoh budaya bangsa, serta memacu kita semua terutama para kaum muda untuk dapat mencitai kebudayaan daerahnya masing-masing, serta tetap menjadi Bangsa Indonesia yang tak kehilangan jati diri, agar Bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang kaya akan kebudayaan, sehingga akan terjadi sebuah interaksi sosial yang terjalin baik antar setiap individu tanpa memandang sebuah batasan. Serta memacu kita semua terutama para kaum muda untuk dapat mencitai kebudayaan daerahnya masing-masing serta menjaga kearifan budaya lokal yang kita miliki, dan juga melestarikannya. Agar apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu (leluhur) kita untuk mempertahankan kebudayaan nasional dapat tercapai.

1.3 Sasaran

Semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang awam tentang keadaan budaya lokal. Sasaran khusus makalah ini adalah kalangan generasi penerus bangsa yang memang harus mempelajari serta memahami arti kebudayaan, karena dimasa mendatang budaya lokal akan dipegang oleh generasi penerus yang akan menentukan ketahanan budaya bangsa di masa yang akan datang.
Dengan mengajak masyarakat untuk mampu menjaga stabilitas ketahanan budaya nasional yang sudah ada, namun jangan langsung berpuas diri melainkan kita semua harus mampu terus memelihara iklim kebudayaan kita kedepannnya.


BAB 2
PERMASALAHAN

2.1 Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif ( memberi gambaran ). Karena itu, untuk mempermudah penjelasan pada Peranan Budaya Lokal Mendukung Ketahanan Budaya Nasional, analisa ini menempatkansituasi dan kondisi sebagai faktor masukan yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat oleh pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi. sehingga kita dapat menganalisa dari semua sudut pandang agar dapat mengetahui apa saja kelemahan yang kita miliki sehingga kita dapat mencari jalan keluarnya, mempertahankan setiap kekuatan budaya lokal yang telah kita miliki, peluang yang ada yang dapat kita manfaatkan dan tantangan yang ada yang harus kita hadapi sehingga kita dapat mempersiapkan diri akan datangnya kemungkinan tantangan yang menghadang. Berikut uraian dari setiap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang adaterhadap budaya lokal yang dapat memperkokoh budaya nasional.

2.2 Kekuatan

• Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia
Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
• Ciri Khas Budaya Lokal Indonesia
Ciri khas budaya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri dan berbeda satu sama lainnya. Namun, dengan khasanah kebudayaan yang begitu luas Bangsa Indonesia ditantang. Pada era globalisasi kini nilai-nilai serta budaya dari luar dapat dengan mudah merasuk ke ranah kehidupan berbangsa Indonesia.

• Rasa kebersamaan atau yang biasa disebut solidaritas
merupakan suatu wujud nasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini. Rasa kebersamaan dapat memberikan semangat atau spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun dan memajukan bangsa termasuk budaya nasional. Hal ini dapat kita cermati seperti pada saat terjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia. Pada saat itu secara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau solidaritasnya untuk maju untuk membela hak-hak bangsa Indonesia.
• Adanya undang-undang yang mengatur tentang kebudayaan nasional
“Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199”

2.3 Kelemahan

• Rawan Konflik Antar Suku
Suatu negara dengan keanekaragaman suku-bangsa dan kebudayaan akan mengandung potensi konflik karena antara satu suku dengan suku yang lain mempunyai peraturan adat yang berbeda. Oleh karenanya guna menuju suatu integrasi nasional Indonesia yang kokoh, berbagai perbedaan harus disikapi secara baik.
• Minimnya Kesadaran Masyarakat
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya lokal pada masing-masing daerah bisa mengikis ciri kebudayaan yang ada dan lebih cendrung melestarikan budaya luar yang menganut asas kebebasan.
• Masuknya Budaya Luar
Pada era globalisasi kini nilai-nilai serta budaya dari luar dapat dengan mudah merasuk ke ranah kehidupan berbangsa Indonesia. Dengan semakin bebasnya kebudayaan luar masuk kekhawatiran akan tergerusnya kebudayaan orisinal Indonesia menjadi hal yang tak terelakkan dan dapat merusak jati diri bangsa.

2.3 Peluang

• Bidang Pariwisata
Budaya Lokal Indonesia dapat lebih dikenal dalam dunia Internasional dengan mengembangkan sistem pariwisata yang ada. Berkembangnya sektor pariwisata yang diikuti oleh majunya pembangunan dan taraf hidup masyarakat di setiap daerah yang memang memiliki keunggulan dibidang pariwisata, hal tersebut jelas akan menjadi devisa terbesar yang akan membuat stabilnya perekonomian Negara ini, dan bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi surga bagi para pelancong yang memang ingin berkunjung kesetiap daerah yang memliki keunggulan dibidang pariwisata. Namun hal ini juga harus didukung dengan sarana dan prasarana yang jelas, juga promosi yang kuat sehingga banyak orang yang mengetahui daerah mana saja yang ingin mereka kunjungi.
• Menumbuh kembangkan Karya seni dan budaya Indonesia
yang apabila dikelola dan dikemas dengan baik akan dapat menjadi salah satu andalan sumber pendapatan bagi negara. Perlu disimak pernyataan yang seringkali dikemukakan oleh Presiden RI yang menekankan bahwa ekonomi gelombang keempat merupakan ekonomi yang berdasarkan kreativitas dan inovasi individu. Kreasi dan inovasi oleh individu untuk menciptakan berbagai karya. Indonesia sangat berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif karena warisan budaya, tradisi, seni dan kenyataan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia pada dasarnya tidak kalah dengan negara lain di dunia.

2.4 Tantangan

• Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor penyebab mengikisnya kebudayaan yang ada. Sekarang bagaimana cara masyarakat mengimbangi budaya local dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Contoh : budaya pulang kampong mengunjungi keluarga digantikan dengan hanya mengirim email saja untuk menjalin tali silahturahmi
• Perubahan Alam
Alam yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman menjadi tantangan tersendiri dalam upaya melestarikan kebudayaan yang ada.
• Pengaruh Budaya Asing
Pemerintah sangat berperan penting dalam upaya pelestarian budaya dnegan masuknya budaya asing tanpa filter, jika tidak di tanggulangi akan dengan cepat menggeser kebudayaan lokal yang ada.
• Keberagaman Suku, Ras, Agama Bisa Memicu Disintegrasi Bangsa
setiap golongan pasti mempunyai budaya, watak, dan adat yang berbeda dan yang pasti mereka masing-masing mempunyai ego kesukuan ( Chauvinisme ) sehingga kan mudah konflik dengan suku-suku yang lain.
• Rasa Ketidakadilan Yang Memicu Pemberontakan
Rasa tidak adil akan timbul jika pemerintah Indonesia tidak berbuat adil pada setiap daerah yang ada di Indonesia maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan dari masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut, sehingga pada akhirnya ada keinginan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.



BAB 3
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan

Kearifan budaya lokal yang terkandung dalam budaya lokal mengandung nilai-nilai yang relevan dan berguna bagi pembangunan masyarakat madani dan terlebih untuk mendukung ketahanan budaya nasional. Unsur-unsur budaya lokal yang berpotensi untuk membangun masyarakat Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang bervariasi. Kebudayaan tersebut telah menjadi jati diri sebagai bangsa Indonesia. Dunia internasional mengenal Indonesia salah satunya dari keanekaragaman budaya lokal yang dimiliki. Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa. Selain itu diperlukan pula antisipasi atau cara-cara agar budaya lokal tidak bercampur dengan budaya asing. Pemerintah dan Masyarakat sangat berperan penting dalam kelestarian budaya lokal demi terwujudnya ketahanan budaya nasional Indonesia.
Oleh karena itu dibutuhkan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat dan saling kerjasama dalam melestarikan budaya lokal untuk membangun suatu ketahanan budaya nasional, serta memberikan sosialisasi dan internalisasi kearifan lokal untuk membangun masyarakat yang cinta akan budaya dan dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Rekomendasi

Diperlukan adanya suatu rekomendasi guna menunjang ketahanan budaya nasional untuk menjaga keharmonisan integrasi bangsa Indonesia, rekomendasi tersebut antara lain:
• perlunya meningkatkan toleransi antar masyarakat yang mempunyai tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi.
• Selain itu perlu adanya control nasional untuk menjaga keseimbangan nasional.
• Pemerintah daerah dan pemerintah pusat diharap mampu untuk mempromosikan setiap daerah yang memiliki keunggulan pariwisata, dan mengakomodir seluruh sarana maupun prasarana disetiap daerah.
• Mengadakan ataupun mengikuti festival budaya, guna lebih memperkenalkan kebudayaan apa saja yang ada di Indonesia, baik itu melalui festival musik ataupun alat musik serta tarian daerah.
• Meningkatkan rasa kebersamaan antar masyarakat guna mendukung ketahanan budaya nasional
• Adanya undang-undang yang mengatur tentang kebudayaan nasional untuk melindungi budaya agar tidak di plagiat
• Menyikapi secara baik dan positif segala perbedaan guna menuju suatu integrasi nasional Indonesia yang kokoh.


DAFTAR REFERENSI

• Buku filsafat ilmu karangan Jujun S. Suriasumantri diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan
• http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia
• http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/kebudayaan-nasional-indonesia.html
MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.PENGERTIAN PENDERITAAN
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Penderitaan itu dapat dirasakan lahir dan batin. Penderitaan artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain, bisa saja penderitaan seseorang adalah kebahagiaan untuk orang lain. Masyarakat sering menyebutnya Laugh In The Middle Of Sickness. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).

B.SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya:
a)Kebimbangan: dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil.
b)Kesepian: dialami seseorang yang merasa kesepian walaupun berada di lingkungan ramai.
c)Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankahut menya-takan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya”
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.

Sebab Seseorang Merasa Ketakutan:
a)Claustrophobia : takut terhadap ruangan tertutup dengan mengakibatkan sesak nafas
b)Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka sehingga takut terhadap dunia luar
c)Gamang : takut berada di tempat ketinggian
d)Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap;
e)Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit;
f)Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan.

C.KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang hams diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1.nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara menahan dirinya salah pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative:
a)Positif:
trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.

b)Negatif;
trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Bentuk fustasi antara lain :
a)agresi
berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
b)regresi
adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
c)fiksasi
adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
d)proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain
e)Identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
f)Narsisme
adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
g)Autism
ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.Kota-kota besar : yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga mereka dikejar-kejar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya;
2.Anak-anak muda usia : yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau di idam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dan tujuannya;
3.Wanita : pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dipendam ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah;
4.Orang yang tidak beragama : tidak memiliki keyakinan, bahwa di atas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah tidak dikenalnya;
5.Orang-orang yang terlalu mengejar materi : seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialistis.

D.PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

E.PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang dan lain-lain. berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud suoaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.

F.PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A)Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
•Perbuatan semena-mena kepada pembantu rumah tangga
•Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak
•Perbuatan buruk para pejabat zaman orde lama
•Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan : banjir dan tanah longsor, perbuatan lalai : gas beracun.

B)Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
•Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan
•Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini
•Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah

G.PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasi sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.


Saturday 19 March 2011

MANUSIA DAN KEINDAHAN

A. PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan merupakan susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal dan dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia dengan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah karena keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode.
Dalam arti luas merupakan pengertian dari bangsa yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan dan estetis yang disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).

B. NILAI ESTETIK
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan. Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhagaan (worth) atau kebaikan (goodness). Menurut dictionary of sociology and related sciences nilai adalah semata – mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bedanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti kebenarannya. Nilai digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Nilai ekstrinsik : sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrument / contributory), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
b. Nilai Instrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .

C. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Sedangkan Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.

D. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemorosotan moral, mengenai perubahan nilai – nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya.Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan.
Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan / motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1. Tata Nilai Yang Telah Usang
Tata nilai yang yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai – nilai kemanusiaan. hal semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat.

2. Kemerosotan Zaman
Kemorosotan zaman dapat diketahui dari tingkah laku masyarakat yang berakibat buruk sebab dipengaruhi budaya luar yang lebih mengagungkan kebebasan.
3. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian – kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahaan ciptaan Tuhan itu sendiri. Seindah – indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahaan ciptaan Tuhan itu sendiri.

E. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku An Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795- 1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
“A thing of beauty is a joy forever its loveliness increases; it will never pass into nothingness “ yang artinya “bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ketiadaan”. Disini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah.

F. RENUNGAN
Pengertian renungan adalah berfikir sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah:
a. TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan kedalam suatu karya seni.
b. TEORI METAFISIK
Teori seni yang membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peninian (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cenninan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, ash dan indah sempuma ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang mezupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhimya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
c. TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diaras taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Sebuah teroi lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Simbol atau tanda yang menyerupai atau mirip dengan benda yang dilambangkan disebut iconic sign (tanda serupa), misalnya tanda lalu lintas yang memperingatkan jalan yang berbelok-belok dengan semacam huruf Z adalah suatu tanda yang serupa atau mirip dengan keadaan jalan yang dilalui. Menurut teori penandaan itu karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya. Sebagai contoh sebuah lagu dengan irama naik turun dan alunan cepat lambat serta akhimya berhenti adalah simbol atau tanda dari kehidupan manusia dengan pelbagai perasaannya yang ada pasang atau surut serta tergesa-gesa atau santainya dan ada akhimya.

G. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenannya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakau baju warna hijau, karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentangan menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut. Karena itu dalam keindahaan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (entity). Keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata – kata.

a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Teoli obyektif beipendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan.
Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik.

b. TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalitas yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur taman gantung.

Saturday 12 March 2011

MANUSIA DAN CINTA KASIH


A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat sangat tertarik yang perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk suka, sayang, ataupun mencintai kekasihnya dengan sepenuh hati, lembut, dan kasih sayang.
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki tiga unsur, yaitu :
a. Keterikatan yaitu adanya perasaan antara pasangan satu sama lain dari dasar hati.
b. Keintiman yaitu adanya tingkah laku antara pasangan yang menunjukkan rasa saling memiliki dan saling menjaga.
c. Kemesraan yaitu rasa sayang berupa tingkah laku dan perhatian yang lebih.
Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi (Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah), menengah (orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat) dan rendah (keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal).
Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At Taubah ayat 24 artinya sebagai berikut :
“katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad dijalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan, bentuknya beraneka ragam misalnya :
1. Cinta kepada thagut (syetan), selain Allah, dalam surat Al Baqarah: orang - orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah.
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3. Cinta lebih mengutamakan kecintaan kepada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar, hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :
1. Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta mengalami berbagai macam rintangan
2. Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan lingkungan
3. Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup Manusia
4. Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasih sesama mahluk menegakkan keamanan, ketentraman dan keselamatan di segala penjuru bumi.

B. Cinta Menurut Ajaran Agama
a. Cinta Diri
Cinta Diri adalah kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya.
b. Cinta Kepada Sesama Manusia
Cinta pada keserasian dan keharmonisan dengan manusia satu sama lain dengan saling bersosialisasi maka akan timbul rasa cinta tersebut.
c. Cinta Seksual
Cinta yang di dasari dengan dorongan seksual dilandasi rasa kasih sayang antara suami dan istri yang merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga untuk mendapatkan keturunan.
d. Cinta Kebapakan
Cinta antara ayah dengan anak-anaknya terjalin karena rasa saling menjaga dan rasa saling memiliki dengan dasar kekeluargaan.
e. Cinta Kepada Tuhan dan Rasulnya
Cinta kepada rasul dan tuhan adalah rasa cinta terhadap sang pencipta dan rasulnya dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.

C. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih Sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubunan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
c. Ornag tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
d. Ornag tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.

Friday 4 March 2011

PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN


SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat dipublikasikan sepenuhnya. Segala kutipan dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah, etika yang berlaku. Mengenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab Penulis.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.



DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………… 1
SURAT PERNYATAAN………………………………………….. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG …………………………………………...…. 4
TUJUAN ………………………………………………..…………..… 4
SASARAN ………………………………….………………………..... 4
BAB 2 PERMASALAHAN
STRENGTH (KEKUATAN) ……………………………………... 5
WEAKNESS (KELEMAHAN) …………………… ………...…... 5
OPPORTUNITIES (PELUANG) ……….…………….………… 5
THREAT (TANTANGAN) …………………...…………………… 5
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN …………………………………….………...………… 6
REKOMENDASI……………………………………………......……… 6
REFERENSI ……………………………………………….……....….... 6





BAB I PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keaneka- ragaman dan tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan. Lalu proses pembangunan yang sedang berlangsung disertai Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusiapun terkena pengaruhnya.
Ilmu Budaya Dasar merupakan ilmu pengetahuan dasar dengan pengertian umum tentang konsep–konsep yang diambil dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi masalah–masalah manusia dan kebudayaan.
Menurut E B Taylor kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukan bahwa Ilmu Pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok besar :
• Ilmu–ilmu Alamiah (Natural Science): bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat di alam semesta. Kajian menggunakan metode ilmiah, dapat 100% benar dan 100% salah. Contoh: Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, Kedokteran dan Menkanika.
• Ilmu-ilmu Sosial (Social Science): bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Kajian menggunakan metode ilmiah, hasilnya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Contoh: Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Politik, Demografi, Psikologi, Antropolgi Sosial, Sosiologi Hukum, dan sebagainya.
• Pengetahuan Budaya (The Humanities): bertujuan untuk memamhami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.

2. Tujuan
Rangkuman ini dibuat bertujuan agar :
• Mengetahui arti ilmu budaya dan kebudayaan.
• kepekaan manusia menyesuaikan diri dengan budaya dan lingkungan yang ada disekitar.
• Memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan–persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
• Mengusahakan agar mahasiswa tidak jatuh kedalam sifat–sifat individualisme.
• Menguasai wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.

3. Sasaran
Mencakup berbagai aspek kehidupan manusia untuk dapat menyelesaikan masalah kemanusiaan dan budaya dengan menggunakan pendekatan pengetahuan budaya, karena manusia dalam kebudayaannya yang beraneka ragam perwujudannya menyesuaikan zaman dan tempat.




BAB II PERMASALAHAN

Analisis permasalahan peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi :

1. Kekuatan (Strength)
a. Adanya undang-undang yang mengatur tentang kebudayaan (UUD 1945 Pasal 32).
b. Adanya norma yang yang dianut masyarakat ( norma budaya ).
c. Penerapan kebudayaan yang menjadi kurikulum pendidikan membuat masyarakat mempelajari kebudayaan.

2. Kelemahan (Weakness)
a. Adanya banyak norma adat yang saling bertentangan.
b. Beraneka ragam budaya yang membuat perbedaan satu budaya dengan budaya lain.
c. Masuknya budaya luar (barat) yang merubah nilai budaya tersebut.
d. Sifat individual dan kasta yang membanding-bandingkan tingkat kepribadian masyarakat.

3. Peluang (Opportunity)
a. Berkembangnya teknologi informasi yang memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan belajar kebudayaan untuk membentuk individu masyarakat itu sendiri.
b. Sifat masyarakat yang social atau membutuhkan satu sama lain menjadikan masyarakat dapat membentuk kepribadian dengan belajar dari kepribadian orang lain, jadi semakin banyak masyarakat bersosialisasi maka semakin banyak pula masyarakat belajar karakteristis dari tiap-tiap kepribadian masyarakat.

4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Masih ada masyarakat yang tidak menerima budaya luar (menutup diri dari budaya luar) karena hukum adat yang mengharuskan masyarakat tersebut menutup diri contoh masyarakat suku badui.
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan teknilogi infirmasi khususnya kalangan ekonomi menengah kebawah yang menghambat masyarakat belajar tentang kebudayaan untuk membentuk kepribadian.




BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan
a. proses pembangunan yang sedang berlangsung disertai Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusiapun terkena pengaruhnya.
b. tingkat ilmu pengetahuan dan tingkat social masyarakat menjadi tolak ukur dalam membentuk kepribadian seseorang.
c. peran teknologi informasi yang mempelajari kebudayaan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang.
d. mahalnya biaya teknologi informasi menyebabkan tidak semua kalangan masyarakat mengetahui informasi tentang kebudayaan.

2. Rekomendasi
a. Teknologi informasi harus bisa dinikmati semua kalangan agar masyarakat lebih mudah mengetahui informasi tentang kebudayaan.
b. Masyarakat harus mempunyai rasa social yang tinggi agar mudah mempelajari kebudayaan dan dapat membentuk kepribadian masyarakat itu sendiri.

Referensi
- Buku filsafat ilmu karangan Jujun S. Suriasumantri diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan
- http://www.psikologimania.co.cc/2010/05/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.html
Rangkuman

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTERAAN

A. Pendekatan Kesusasteraan
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.Sedangkan sastra lebih mudah berkomunikasi, karena sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, juga menggunakan bahasa yaitu abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang abstark.

B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa biasa disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.
o Prosa Lama meliputi :
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3. Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.

o Prosa Baru meliputi :
1. Cerpen.
2. Novel.
3. Biografi.
4. Kisah
5. Otobiografi.

C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan kepada pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural karena dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
2. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya.

D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan penyair menggunakan :
1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.
2. Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan Keinsyafan Sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia dalam menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
o Penderitaan atas ketidakadilan;
o Perjuangan untuk kekuasaan;
o Konflik dengan sesamanya;
o Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih yang terdapat di dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan. Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan dan lain-lain).